Fairlie Place

Incredibel India: My First Day In Kolkata

Posted on Updated on

Kolkata, adalah kota pilihan saya sebagai pintu masuk untuk menjelajahi India selama 23 hari ke depan. Merupakan salah satu dari 4 kota di India yang boleh masuk ke India dengan Visa on Arrival (VOA). Kota-kota lainnya adalah Chennai, Mumbai dan New Delhi. Dengan menggunakan VOA, saya mendapat ijin berada di India selama 30 hari, dan otomatis saya harus keluar dari India melalui kota yang menerima VOA saja, dan saya memilih New Delhi sebagai kota terakhir saya di India. Woww….betapa girangnya saya ketika paspor saya mendapat cap VOA 😀

Acara saya di hari kedua adalah wajib membeli karcis kereta api untuk ke kota berikutnya. Rasanya belum bisa jalan-jalan dengan tenang kalau belum memegang karcis kereta, maka pagi-pagi setelah sarapan saya sudah keluar dari hotel sekitar jam 8.30. Perkiraan jarak menuju tempat pembelian karcis dengan berjalan kaki adalah 30 menit. Dan menurut info jam buka adalah jam 10, tetapi saya lebih baik datang lebih cepat. Selain sambil melihat suasana kota Kolkata, juga masih ada waktu untuk mencari-cari tempat tersebut.

Pagi-pagi baru bisa terlihat jelas suasana lingkungan tempat hotel saya berada. Sepanjang jalan dipenuhi oleh toko-toko kecil seperti reparasi laptop, komputer, mobile phone dan barang-barang elektronik lainnya. Memang benar, sepintas lalu hotel saya tidak terlihat dengan jelas. Wajar saja kalau banyak penduduk sekitar yang tidak mengenali hotel tersebut. Jalanan pun tidak sepenuhnya aspal. Sebagian besar masih berupa tanah yang dipadatkan dan agak becek mungkin karena bekas hujan semalam. Berbekal hasil google map yang saya lihat melalui Samsung saya ketika masih di kamar (hotel menyediakan fasilitas wi-fi gratis), sayapun mulai berjalan kaki menuju Fairlie Place. Buat informasi saja, bahwa di India untuk pembelian karcis kereta api bagi turis diberi jatah alias kuota. Dan ada tempat/loket khusus bagi para turis pada saat membeli karcis, sehingga turis tidak perlu berdesak-desakan mengantri dengan penduduk lokal.

Kolkata1  Kolkata2  Kolkata11

Cuaca pagi itu sangat cerah, udara masih terasa sejuk karena sisa hujan semalam. Lagi-lagi saya terkejut dengan pandangan pertama saya ketika keluar dari hotel melihat pemandangan di jalan. Ternyata ada becak yang masih pakai tenaga manusia. Duuh…ngga tega deh mau naik becak itu 😦

Sepanjang trotoar, banyak sekali kedai-kedai makanan dengan tenda ala kadarnya. Sebagian besar trotoar yang saya lihat di Kolkata dipenuhi oleh tukang jualan alias pedagang kaki lima. Bahkan para gembel pun menetap tinggal di trotoar. Itu saya lihat tidak jauh dari hotel saya, persisnya di depan pintu masuk kereta bawah tanah Chandni Chawk.

Kolkata4  Kolkata3 Kolkata6 Kolkata12  Kolkata13

Banyak bangunan tua yang sudah kusam dan tidak terawat dengan baik oleh pemiliknya, sehingga terlihat kumuh. Jenis kendaraan pun banyak yang masih keluaran sebelum tahun 70an. Uniknya di Kolkata masih ada trem, sejenis kereta listrik. Bis dalam kotanya penuh warna-warni, sangat unik dan menarik!

Kolkata7  Kolkata8

Lagi jalan kaki menikmati kota Kolkata di pagi hari, dari jauh saya melihat segerombolan laki-laki sedang mandi di pinggir trotoar. Wow lagi…pemandangan yang tidak biasa…hehehe. Tadinya saya kira orang-orang yang sedang mencuci baju atau peralatan masak, tetapi semakin dekat saya lihat ternyata mereka sedang mandi. Awalnya saya heran, tetapi di beberapa tempat saya melihat hal yang sama. Ternyata memang sudah merupakan kegiatan rutin penduduk setempat.

Kolkata5

Sebelum mencapai jalan Fairlie Place, saya melewati Gereja St. Andrew dan Writer’s Building

Kolkata15  Kolkata16 Kolkata17 Kolkata18 Kolkata19

Tidak sulit mencari jalan Fairlie Place, tapi agak sedikit membingungkan pintu masuk ke kantornya padahal sudah ada petunjuk dan tanda panah di gedung tersebut. Ternyata memang belum karena saya sampai di tempat itu masih jam setengah 10. Karena masih tutup, saya berjalan sedikit ke belakang gedung dan banyak ditemui penjual kue dan makanan. Penasaran juga dengan kue yang dijajakan di situ maka saya membelinya beberapa buah. Kuenya sederhana sekali, hanya terbuat dari tepung yang di gulung melingkar lalu digoreng. Rasa manisnya karena dibalur gula cair kental sehingga kalau dipegang agak lengket. Bayar 3 rupee dapat 3 potong. Di sebelahnya ada penjual minuman air tebu, sayapun membelinya dengan harga 10 rupee per gelas. Air tebunya diberi air jeruk lemon sehingga terasa segar…hmmmm…nikmat sekali!

Kolkata9  Kolkata10

Selesai menikmati jajanan kue dan minum air tebu yang segar, saya kembali ke pintu masuk gedung dan ternyata sudah buka. Di dalam sudah banyak orang yang mendaftar untuk pembelian karcis kereta. Saya diminta untuk mengisi formulir yang telah disediakan sambil menunggu giliran di panggil. Tidak banyak turis pada jam itu, hanya ada 1 orang Asia seperti warga Korea yang sedang mendapat giliran. Tidak lama sesudahnya giliran saya. Bapak yang bertugas sangat ramah dan membantu saya dalam memilih jadwal Kereta Api dan kereta yang bagus 🙂 Dalam mengisi formulir pun saya juga tidak mengisi lengkap karena ada beberapa hal yang tidak saya mengerti. Saya dibatasi mengisi 2 lembar formulir saja (1 lembar bisa untuk 2 destinasi). Akhirnya 4 karcis Kereta Api untuk 4 kota berhasil saya dapatkan….hehehe…lega rasanya. Sekarang saya bisa bebas untuk bepergian. Karcis yang saya dapatkan adalah untuk tujuan ke kota Varanasi, Agra, Jaipur dan Amritsar. Yang belum saya dapatkan adalah karcis menuju New Delhi dari Jaipur.

Formulir KA Kolkata20

Keluar dari gedung dengan perasaan senang, karena ternyata tidak sesulit yang diperkirakan. Mencari tempatnya pun juga tidak sulit. Semua berjalan dengan lancar. Terima kasih Tuhan…

Dari situ sebenarnya mau melihat-lihat tempat lainnya. Tetapi dalam perjalanan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Walaupun membawa payung, tetapi tetap saja baju basah karena saya lebih mengutamakan kamera agar tetap aman tidak kena air. Jadilah saya akhirnya harus kembali ke hotel dulu untuk ganti baju dan mencari makan siang.

Related Links